BRASILIA, KOMPAS.com – Mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro kembali dilarikan ke rumah sakit pada Selasa (16/9/2025) setelah mengalami muntah, cegukan parah, dan tekanan darah rendah.
Kondisinya ini menjadi kali kedua ia dirawat sejak pekan lalu divonis bersalah atas tuduhan percobaan kudeta Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva.
Putra Bolsonaro, Senator Flavio Bolsonaro, mengumumkan lewat akun X (dulu Twitter) bahwa ayahnya dibawa ke rumah sakit oleh polisi.
Baca juga: Putusan Bersejarah, Eks Presiden Brasil Dijebloskan Penjara 27 Tahun
“Ayah saya merasa tidak enak badan dengan cegukan parah, muntah, dan tekanan darah rendah,” tulis Flavio.
Dua hari sebelumnya, pada Minggu, Bolsonaro sempat menjalani perawatan di rumah sakit yang sama di ibu kota Brasilia.
Saat itu, dokter menemukan adanya anemia defisiensi zat besi, tanda-tanda pneumonia, serta melakukan tindakan medis berupa pengangkatan lesi kulit.
Bolsonaro diketahui memiliki riwayat masalah kesehatan usus sejak ia ditikam dalam kampanye pemilu 2018.
Sejak itu, ia sudah menjalani setidaknya enam operasi terkait, termasuk operasi besar selama 12 jam pada April lalu untuk mengatasi penyumbatan usus.
Pada Kamis lalu, panel hakim Mahkamah Agung memvonis Bolsonaro bersalah setelah berusaha mempertahankan kekuasaan secara ilegal meski kalah dalam pemilu 2022 dari Lula da Silva. Ia dijatuhi hukuman 27 tahun 3 bulan penjara.
Meski demikian, putusan tersebut belum membuat Bolsonaro langsung masuk bui.
Baca juga: Bolsonaro Ditangkap, Tensi Politik AS-Brasil Memuncak
Pengadilan memiliki waktu hingga 60 hari untuk mempublikasikan putusan final, dan tim kuasa hukum Bolsonaro berhak mengajukan keberatan dalam waktu lima hari setelahnya.
Sejak awal Agustus, Bolsonaro sudah berstatus tahanan rumah atas perintah hakim Alexandre de Moraes, yang menilai sang mantan presiden melanggar aturan persidangan.
Ia diwajibkan memakai gelang pemantau elektronik, sementara polisi diperintahkan melakukan pemeriksaan terhadap setiap kendaraan yang keluar dari kediamannya.
Bolsonaro membantah semua tuduhan. Ia menyebut dirinya korban persekusi politik.
Klaim itu juga diamini Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Pada Juli lalu, Trump bahkan memberlakukan tarif impor 50 persen untuk produk Brasil, dengan dalih kasus hukum yang menjerat Bolsonaro.
Dengan kondisi kesehatan yang terus menurun, tim pengacara Bolsonaro diperkirakan akan menjadikan faktor medis sebagai alasan agar ia tetap menjalani hukuman dalam tahanan rumah, bukan di pusat penahanan.
Baca juga: Rekaman Teleponnya Disebar, Eks Presiden Brasil Jadi Tahanan Rumah
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini