Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Kerusuhan, Ribuan Napi Nepal yang Kabur Pilih Balik ke Penjara

Kompas.com - 18/09/2025, 08:24 WIB
Inas Rifqia Lainufar

Penulis

Sumber AFP

KATHMANDU, KOMPAS.com – Kerusuhan besar di Nepal yang dipicu protes antikorupsi berujung pada kaburnya 13.500 tahanan dari berbagai penjara.

Namun, beberapa hari setelah kekacauan itu mereda, ribuan napi justru memilih kembali ke balik jeruji.

Polisi Nepal menyebut lebih dari sepertiga tahanan yang melarikan diri — sekitar 5.000 orang — kini sudah kembali, baik melalui penangkapan maupun menyerahkan diri.

Baca juga: Apakah Aksi di Indonesia Picu Demo Nepal? Begini Penjelasan Pakar

Diketahui, demonstrasi besar-besaran yang dimulai pada Senin (8/9/2025) awalnya dipicu larangan penggunaan media sosial. Namun, protes segera berubah menjadi gelombang besar kemarahan atas korupsi dan masalah ekonomi berkepanjangan.

Sedikitnya 73 orang tewas dalam kerusuhan tersebut, parlemen dibakar, dan pemerintah tumbang. Penjara-penjara pun ikut rusak dan terbakar, membuat ribuan napi dapat leluasa kabur.

Kisah napi yang kembali ke penjara

Di antara ribuan napi itu, ada sosok Avinash Rai (46), terpidana kasus penyelundupan barang ilegal.

Ia sempat membuat keluarganya terkejut ketika tiba-tiba muncul di rumah mereka di Kathmandu, usai kabur dalam kekacauan pekan lalu.

“Kami berada dalam situasi di mana menyelamatkan nyawa sendiri saja sudah jadi tantangan,” kata Rai kepada AFP, dengan dua tas kecil di bahunya, sesaat sebelum menyerahkan diri di gerbang Penjara Nakhu, Kathmandu.

“Tidak ada polisi di sana — terjadi pembakaran besar-besaran dan perusakan. Gerbangnya terbuka setelah itu,” lanjutnya.

Setelah sempat “mencicipi” kebebasan, Rai memutuskan kembali.

“Itu waktu yang sangat buruk di luar,” ujarnya.

“Sekarang saya kembali ke penjara,” lanjutnya.

Rai sudah menjalani 20 bulan dari vonis 22 bulan penjara dan berharap pemerintah baru “bisa memberi kelonggaran”.

Namun, Rai bukan satu-satunya yang kembali dengan sukarela. Som Gopali (40), napi kasus penyerangan dengan sisa hukuman sembilan bulan, juga menyerahkan diri.

Ia tampak memeluk istrinya yang menangis sebelum masuk ke dalam penjara.

Halaman:

Terkini Lainnya
Simpan 4 Jasad Bayinya di Rumah Kontrakan, Ibu AS Ditangkap Polisi
Simpan 4 Jasad Bayinya di Rumah Kontrakan, Ibu AS Ditangkap Polisi
Global
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Global
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Global
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Global
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Global
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Global
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti 'America First'
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti "America First"
Global
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Global
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Global
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Global
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Global
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Global
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Global
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Global
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau