Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Venezuela Tuding AS Lakukan Perang Diam-diam di Karibia

Kompas.com - 20/09/2025, 11:49 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

CARACAS, KOMPAS.com – Pemerintah Venezuela menuduh Amerika Serikat (AS) melancarkan perang yang diam-diam di kawasan Karibia, menyusul serangkaian serangan terhadap kapal yang diduga digunakan untuk menyelundupkan narkoba.

Dalam beberapa pekan terakhir, belasan orang tewas dalam operasi militer yang dilakukan AS terhadap kapal-kapal di perairan internasional.

Venezuela menyebut serangan itu sebagai eksekusi di laut terbuka dan mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk melakukan penyelidikan.

Baca juga: Detik-detik Ledakan Speedboat Kartel Narkoba Venezuela Dibom AS

"Ini adalah perang yang tidak dideklarasikan. Anda bisa melihat bagaimana orang-orang, baik pengedar narkoba maupun bukan, telah dieksekusi di Laut Karibia. Dieksekusi tanpa hak untuk membela diri," kata Menteri Pertahanan Venezuela, Vladimir Padrino Lopez, dalam latihan militer sebagai respons atas peningkatan aktivitas militer AS, dikutip dari AFP.

Pernyataan tersebut disampaikan beberapa jam sebelum Presiden AS Donald Trump mengumumkan serangan militer terbaru terhadap kapal yang menewaskan tiga orang. Mereka diduga terlibat perdagangan narkoba.

Dengan demikian, jumlah total korban dalam operasi tersebut dalam beberapa minggu terakhir mencapai 17 orang.

Trump tidak merinci waktu serangan terbaru itu. Ia hanya menyebutkan bahwa operasi dilakukan di wilayah tanggung jawab Komando Selatan AS, yang mencakup Karibia, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan.

Meski mengeklaim bahwa kapal-kapal tersebut terlibat penyelundupan narkotika, hingga kini Pemerintah AS belum mengungkap bukti konkret yang mendukung pernyataan tersebut.

Baca juga: Video Detik-detik AS Bom Perahu Diduga Selundupkan Narkoba dari Venezuela

Venezuela tuntut penyelidikan oleh PBB

Tangkapan layar video serangan militer AS ke speedboat kartel narkoba Tren de Aragua di lepas pantai Venezuela, perairan internasional, Selasa (2/9/2025). SS via The New York Post Tangkapan layar video serangan militer AS ke speedboat kartel narkoba Tren de Aragua di lepas pantai Venezuela, perairan internasional, Selasa (2/9/2025).
Jaksa Agung Venezuela, Tarek William Saab, mengecam keras penggunaan kekuatan militer dalam operasi tersebut. Ia menyebut tindakan itu sebagai pelanggaran terhadap hukum internasional.

"Penggunaan rudal dan senjata nuklir untuk membunuh nelayan yang tak berdaya di atas kapal kecil adalah kejahatan terhadap kemanusiaan yang harus diselidiki oleh PBB," tegas Saab.

Ketegangan meningkat seiring pengerahan kekuatan laut terbesar AS di Karibia dalam beberapa dekade terakhir. Armada tersebut terdiri dari tujuh kapal perang dan satu kapal selam bertenaga nuklir.

Langkah itu memicu kekhawatiran akan kemungkinan invasi militer ke Venezuela, negara yang tengah menghadapi krisis politik dan ekonomi berkepanjangan.

Sebagai bentuk antisipasi, Venezuela meluncurkan latihan militer selama tiga hari di Pulau La Orchila, yang terletak di dekat lokasi insiden penyergapan kapal nelayan Venezuela oleh pasukan AS selama delapan jam akhir pekan lalu.

Baca juga: Di Venezuela Natal Dimulai 1 Oktober, Tergantung Keinginan Presiden

Maduro tuduh AS rampas minyak

Presiden Venezuela Nicolas Maduro menuding Amerika Serikat menyusun rencana "imperialis" untuk menggulingkannya dan mengambil alih kekayaan sumber daya negaranya.

"AS ingin memaksakan pemerintahan boneka untuk datang dan mencuri minyak kita," kata Maduro.

Halaman:

Terkini Lainnya
Simpan 4 Jasad Bayinya di Rumah Kontrakan, Ibu AS Ditangkap Polisi
Simpan 4 Jasad Bayinya di Rumah Kontrakan, Ibu AS Ditangkap Polisi
Global
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Global
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Global
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Global
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Global
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Global
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti 'America First'
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti "America First"
Global
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Global
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Global
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Global
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Global
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Global
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Global
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Global
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau