Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kali Pertama Sejak 1977, Mesir Sebut Israel Musuh

Kompas.com - 17/09/2025, 13:46 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

DOHA, KOMPAS.com – Presiden Mesir Abdel Fattah Al-Sissi untuk pertama kalinya menyebut Israel sebagai "musuh" sejak negaranya menandatangani perjanjian damai 46 tahun lalu dengan Israel, menurut seorang pejabat pemerintah Mesir.

Pernyataan itu disampaikan Al-Sissi dalam pidatonya di Doha pada Senin (15/9/2025), sebagaimana dilansir DPA.

"Posisi kita harus mampu mengubah pandangan musuh terhadap kita, sehingga mereka melihat bahwa setiap negara Arab terbentang dari samudra hingga Teluk," ujar Al-Sissi.

Baca juga: Bagaimana Israel Diduga Melakukan Genosida di Gaza? Ini Penjelasan PBB dan Aktivis HAM

Kepala Lembaga Informasi Negara Mesir Diaa Rashwan menegaskan bahwa ini merupakan kali pertama seorang presiden Mesir menggunakan istilah "musuh" untuk menyebut Israel sejak 1977.

Kala itu, Presiden Mesir yang saat itu menjabat, Anwar Sadat, melakukan kunjungan bersejarah ke Yerusalem.

Dua tahun setelah kunjungan itu, Mesir menjadi negara Arab pertama yang menandatangani perjanjian damai dengan Israel pada 1979.

Rashwan mengatakan dalam wawancara dengan Extra News pada Senin (15/9/2025) malam bahwa seorang teman tidak mengancam keamanan nasional temannya.

Baca juga: KTT Doha Tak Hasilkan Aksi Nyata, Negara Arab Dinilai Tak Berdaya Hadapi Israel

Dia menambahkan Mesir menganggap ancaman pengusiran paksa warga Palestina dari Gaza sebagai garis merah.

Selain itu, Al-Sissi juga menghidupkan kembali ungkapan perkara sentral ketika membicarakan isu Palestina, sebagaimana dilansir Middle East Monitor.

"Frasa ini digunakan pada masa lalu ketika perjuangan Palestina dimulai, tetapi banyak yang mengabaikannya, melupakannya, atau merasa kita harus menguburnya dengan keyakinan bahwa Israel sudah damai," kata Rashwan.

Baca juga: Warga Palestina Kembali Mengungsi Saat Bom Israel Hujani Gaza

Pernyataan tersebut muncul saat para pemimpin Arab dan Islam berkumpul di Doha untuk mengutuk serangan Israel di ibu kota Qatar pekan lalu. 

Serangan Israel menargetkan pertemuan para pemimpin Hamas, menewaskan enam orang, termasuk seorang petugas keamanan Qatar, serta melukai 18 orang lainnya.

Qatar dan Mesir selama ini berperan sebagai mediator dalam konflik antara Israel dan Hamas.

Baca juga: Terkenal Irit Bicara, Raja Spanyol Ikut Kecam Israel Hancurkan Gaza

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Terkini Lainnya
Simpan 4 Jasad Bayinya di Rumah Kontrakan, Ibu AS Ditangkap Polisi
Simpan 4 Jasad Bayinya di Rumah Kontrakan, Ibu AS Ditangkap Polisi
Global
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Global
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Global
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Global
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Global
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Global
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti 'America First'
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti "America First"
Global
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Global
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Global
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Global
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Global
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Global
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Global
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Global
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau