DOHA, KOMPAS.com – Presiden Mesir Abdel Fattah Al-Sissi untuk pertama kalinya menyebut Israel sebagai "musuh" sejak negaranya menandatangani perjanjian damai 46 tahun lalu dengan Israel, menurut seorang pejabat pemerintah Mesir.
Pernyataan itu disampaikan Al-Sissi dalam pidatonya di Doha pada Senin (15/9/2025), sebagaimana dilansir DPA.
"Posisi kita harus mampu mengubah pandangan musuh terhadap kita, sehingga mereka melihat bahwa setiap negara Arab terbentang dari samudra hingga Teluk," ujar Al-Sissi.
Baca juga: Bagaimana Israel Diduga Melakukan Genosida di Gaza? Ini Penjelasan PBB dan Aktivis HAM
Kepala Lembaga Informasi Negara Mesir Diaa Rashwan menegaskan bahwa ini merupakan kali pertama seorang presiden Mesir menggunakan istilah "musuh" untuk menyebut Israel sejak 1977.
Kala itu, Presiden Mesir yang saat itu menjabat, Anwar Sadat, melakukan kunjungan bersejarah ke Yerusalem.
Dua tahun setelah kunjungan itu, Mesir menjadi negara Arab pertama yang menandatangani perjanjian damai dengan Israel pada 1979.
Rashwan mengatakan dalam wawancara dengan Extra News pada Senin (15/9/2025) malam bahwa seorang teman tidak mengancam keamanan nasional temannya.
Baca juga: KTT Doha Tak Hasilkan Aksi Nyata, Negara Arab Dinilai Tak Berdaya Hadapi Israel
Dia menambahkan Mesir menganggap ancaman pengusiran paksa warga Palestina dari Gaza sebagai garis merah.
Selain itu, Al-Sissi juga menghidupkan kembali ungkapan perkara sentral ketika membicarakan isu Palestina, sebagaimana dilansir Middle East Monitor.
"Frasa ini digunakan pada masa lalu ketika perjuangan Palestina dimulai, tetapi banyak yang mengabaikannya, melupakannya, atau merasa kita harus menguburnya dengan keyakinan bahwa Israel sudah damai," kata Rashwan.
Baca juga: Warga Palestina Kembali Mengungsi Saat Bom Israel Hujani Gaza
Pernyataan tersebut muncul saat para pemimpin Arab dan Islam berkumpul di Doha untuk mengutuk serangan Israel di ibu kota Qatar pekan lalu.Â
Serangan Israel menargetkan pertemuan para pemimpin Hamas, menewaskan enam orang, termasuk seorang petugas keamanan Qatar, serta melukai 18 orang lainnya.
Qatar dan Mesir selama ini berperan sebagai mediator dalam konflik antara Israel dan Hamas.
Baca juga: Terkenal Irit Bicara, Raja Spanyol Ikut Kecam Israel Hancurkan Gaza
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini