Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Netanyahu Akui Israel Dikucilkan Dunia, Salahkan China dan Qatar

Kompas.com - 17/09/2025, 15:19 WIB
Inas Rifqia Lainufar

Penulis

YERUSALEM, KOMPAS.com – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengakui bahwa negaranya tengah menghadapi peningkatan isolasi internasional akibat perang Gaza, dan harus bersiap menjadi negara yang lebih mandiri.

Pernyataan itu ia sampaikan dalam konferensi Kementerian Keuangan di Yerusalem, Senin (15/9/2025), di tengah meningkatnya seruan embargo senjata dan sanksi dari sejumlah negara Eropa.

“Israel berada dalam semacam isolasi,” ujar Netanyahu.

Baca juga: Kali Pertama Sejak 1977, Mesir Sebut Israel Musuh

“Ekonomi Israel perlu memiliki ciri-ciri autarkis,” imbuhnya.

Israel dorong industri senjata mandiri

Salah satu sektor yang paling terdampak isolasi adalah perdagangan senjata. Netanyahu menyebut negaranya tidak bisa lagi bergantung pada impor persenjataan dari luar negeri.

“Kita harus mengembangkan industri senjata kita sendiri – kita akan menjadi Athena sekaligus Sparta super. Tidak ada pilihan lain, setidaknya dalam beberapa tahun ke depan ketika kita menghadapi upaya isolasi ini,” tegasnya.

Pernyataan tersebut merupakan pengakuan langka dari Netanyahu atas besarnya tekanan internasional terhadap Israel. 

Gelombang kecaman datang dari PBB dan sejumlah negara Barat yang menilai serangan Israel ke Gaza, termasuk rencana ofensif besar-besaran ke Kota Gaza, akan memperburuk krisis kemanusiaan. 

Israel juga dituding melakukan genosida, tuduhan yang secara tegas dibantah oleh pemerintah Netanyahu.

Embargo senjata dari Eropa

Sejumlah negara Eropa, termasuk Perancis, Belanda, Inggris, Spanyol, dan Italia, telah memberlakukan embargo sebagian atau penuh atas penjualan senjata ke Israel. 

Meski demikian, Amerika Serikat—pemasok utama senjata Israel—belum mengambil langkah serupa dan bahkan memperingatkan negara lain agar tidak melakukannya.

Sempat ada penundaan pengiriman bom seberat 2.000 pon pada masa pemerintahan Joe Biden, tetapi kebijakan itu dengan cepat dibatalkan oleh pemerintahan Donald Trump.

Baca juga: KTT Doha Tak Hasilkan Aksi Nyata, Negara Arab Dinilai Tak Berdaya Hadapi Israel

Salahkan Qatar dan China

Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani di pusat media selama pembukaan KTT darurat Arab-Islam 2025 di Doha pada 15 September 2025. KTT antara para pemimpin Arab dan Muslim akan mempertimbangkan rancangan resolusi mengenai serangan Israel terhadap Negara Qatar dan untuk menunjukkan solidaritas dengan negara-negara Teluk.AFP/MAHMUD HAMS Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani di pusat media selama pembukaan KTT darurat Arab-Islam 2025 di Doha pada 15 September 2025. KTT antara para pemimpin Arab dan Muslim akan mempertimbangkan rancangan resolusi mengenai serangan Israel terhadap Negara Qatar dan untuk menunjukkan solidaritas dengan negara-negara Teluk.

Netanyahu menuding Qatar dan China sebagai pihak yang mengatur “isolasi” terhadap Israel melalui media sosial.

“Pertama adalah China, lalu Qatar. Mereka sedang mengorganisir serangan terhadap Israel… [melalui] media sosial di Barat dan Amerika Serikat. Kita harus melawannya, dan kita akan melawannya dengan metode kita sendiri,” ujarnya. 

Halaman:

Terkini Lainnya
Simpan 4 Jasad Bayinya di Rumah Kontrakan, Ibu AS Ditangkap Polisi
Simpan 4 Jasad Bayinya di Rumah Kontrakan, Ibu AS Ditangkap Polisi
Global
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Global
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Global
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Global
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Global
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Global
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti 'America First'
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti "America First"
Global
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Global
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Global
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Global
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Global
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Global
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Global
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Global
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau