ANKARA, KOMPAS.com - Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan berencana melakukan pembelian besar-besaran pesawat dari Amerika Serikat (AS).
Ia ingin memborong ratusan pesawat penumpang Boeing dan jet tempur buatan Lockheed Martin, sekaligus meminta sebagian komponennya diproduksi langsung di Turkiye.
Menurut sumber yang mengetahui rencana tersebut, Erdogan ingin mengimbangi pembayaran untuk pesawat-pesawat Amerika dengan kesepakatan produksi lokal senilai lebih dari 10 miliar doLlar AS (sekitar Rp 166 triliun).
Baca juga: Indonesia Beli Jet Tempur KAAN Rp 162 Triliun, Turkiye Pecah Rekor
“Rencana itu masih harus mendapat persetujuan dari Presiden Donald Trump, yang akan menjamu Erdogan di Gedung Putih pada Kamis mendatang,” kata sumber anonim, seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (23/9/2025).
Pertemuan ini disebut krusial karena berlangsung di tengah upaya Turkiye memperbaiki hubungan yang sempat renggang dengan Washington.
Perselisihan bermula dari keputusan Ankara membeli sistem pertahanan rudal S-400 dari Rusia pada 2019.
Langkah tersebut membuat AS menjatuhkan sanksi CAATSA terhadap sektor pertahanan Turkiye dan mengeluarkan negara itu dari program pengembangan jet siluman F-35.
Menurut Bloomberg, Ankara masih berharap Trump dapat melonggarkan aturan CAATSA agar Turkiye bisa membeli 40 jet F-35A.
Jika itu terjadi, AS juga bisa mencabut suspensi terhadap 10 perusahaan Turkiye yang sebelumnya terlibat dalam produksi komponen F-35 senilai sekitar 12 miliar dolar AS, termasuk fuselage yang diproduksi Turkiyesh Aerospace Industries.
Baca juga: Turkiye Tutup Ruang Udara untuk Israel, Putus Total Hubungan Dagang
Selain F-35, Erdogan juga berencana memfinalisasi pembelian 40 unit jet tempur generasi terbaru F-16 Viper, lengkap dengan ratusan bom, rudal, dan mesin cadangan.
“Penjualan itu sudah disetujui Washington tahun lalu setelah Turkiye meratifikasi keanggotaan Swedia di NATO,” tulis Bloomberg.
Saat ini Turkiye mengoperasikan sekitar 240 F-16, jumlah terbesar kedua di dunia setelah AS.
Dengan masuknya F-16 baru, Ankara bisa mulai memensiunkan jet F-4 tua sambil menunggu pengembangan pesawat tempur buatan sendiri.
Selain itu, Ankara juga tengah meminta izin AS untuk mendapatkan dan merakit mesin GE Aerospace F110 dan F404 yang digunakan pada jet tempur Amerika serta pesawat tempur Turkiye, Kaan, dan pesawat latih Hurjet.
Hingga kini, Washington belum memberikan jawaban atas permintaan Erdogan tersebut.
Jika Trump menyetujuinya, kerja sama pertahanan kedua negara bisa meningkat tajam.
Sumber yang dekat dengan isu ini menyebut sebagian perusahaan elektronik Turkiye juga bisa terus menyuplai solusi perangkat lunak penting, sementara lainnya berperan membantu melewati regulasi Uni Eropa yang ketat soal bahan kimia dalam produksi komponen pesawat.
Baca juga: 5 Keunggulan Jet Tempur KAAN Turkiye yang Baru Dibeli Indonesia, 1 Unit Rp 3,3 Triliun
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini