Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye

Kompas.com - 23/09/2025, 13:56 WIB
Inas Rifqia Lainufar

Penulis

Sumber Bloomberg

ANKARA, KOMPAS.com - Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan berencana melakukan pembelian besar-besaran pesawat dari Amerika Serikat (AS).

Ia ingin memborong ratusan pesawat penumpang Boeing dan jet tempur buatan Lockheed Martin, sekaligus meminta sebagian komponennya diproduksi langsung di Turkiye.

Menurut sumber yang mengetahui rencana tersebut, Erdogan ingin mengimbangi pembayaran untuk pesawat-pesawat Amerika dengan kesepakatan produksi lokal senilai lebih dari 10 miliar doLlar AS (sekitar Rp 166 triliun).

Baca juga: Indonesia Beli Jet Tempur KAAN Rp 162 Triliun, Turkiye Pecah Rekor

“Rencana itu masih harus mendapat persetujuan dari Presiden Donald Trump, yang akan menjamu Erdogan di Gedung Putih pada Kamis mendatang,” kata sumber anonim, seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (23/9/2025).

Hubungan Ankara–Washington

Pertemuan ini disebut krusial karena berlangsung di tengah upaya Turkiye memperbaiki hubungan yang sempat renggang dengan Washington.

Perselisihan bermula dari keputusan Ankara membeli sistem pertahanan rudal S-400 dari Rusia pada 2019.

Langkah tersebut membuat AS menjatuhkan sanksi CAATSA terhadap sektor pertahanan Turkiye dan mengeluarkan negara itu dari program pengembangan jet siluman F-35.

Menurut Bloomberg, Ankara masih berharap Trump dapat melonggarkan aturan CAATSA agar Turkiye bisa membeli 40 jet F-35A.

Jika itu terjadi, AS juga bisa mencabut suspensi terhadap 10 perusahaan Turkiye yang sebelumnya terlibat dalam produksi komponen F-35 senilai sekitar 12 miliar dolar AS, termasuk fuselage yang diproduksi Turkiyesh Aerospace Industries.

Baca juga: Turkiye Tutup Ruang Udara untuk Israel, Putus Total Hubungan Dagang

Ambisi F-16 dan industri dalam negeri

Ilustrasi jet tempur F-16.KOMPAS.com/NICHOLAS RYAN ADITYA Ilustrasi jet tempur F-16.

Selain F-35, Erdogan juga berencana memfinalisasi pembelian 40 unit jet tempur generasi terbaru F-16 Viper, lengkap dengan ratusan bom, rudal, dan mesin cadangan.

“Penjualan itu sudah disetujui Washington tahun lalu setelah Turkiye meratifikasi keanggotaan Swedia di NATO,” tulis Bloomberg.

Saat ini Turkiye mengoperasikan sekitar 240 F-16, jumlah terbesar kedua di dunia setelah AS.

Dengan masuknya F-16 baru, Ankara bisa mulai memensiunkan jet F-4 tua sambil menunggu pengembangan pesawat tempur buatan sendiri.

Selain itu, Ankara juga tengah meminta izin AS untuk mendapatkan dan merakit mesin GE Aerospace F110 dan F404 yang digunakan pada jet tempur Amerika serta pesawat tempur Turkiye, Kaan, dan pesawat latih Hurjet.

Menunggu respons AS

Hingga kini, Washington belum memberikan jawaban atas permintaan Erdogan tersebut.

Jika Trump menyetujuinya, kerja sama pertahanan kedua negara bisa meningkat tajam.

Sumber yang dekat dengan isu ini menyebut sebagian perusahaan elektronik Turkiye juga bisa terus menyuplai solusi perangkat lunak penting, sementara lainnya berperan membantu melewati regulasi Uni Eropa yang ketat soal bahan kimia dalam produksi komponen pesawat.

Baca juga: 5 Keunggulan Jet Tempur KAAN Turkiye yang Baru Dibeli Indonesia, 1 Unit Rp 3,3 Triliun

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Terkini Lainnya
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Global
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Global
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Global
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Global
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Global
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti 'America First'
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti "America First"
Global
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Global
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Global
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Global
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Global
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Global
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Global
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Global
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Global
Dari 1988-2025, Begini Sejarah Panjang Pengakuan Negara Palestina
Dari 1988-2025, Begini Sejarah Panjang Pengakuan Negara Palestina
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau