NEW YORK, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dijadwalkan berpidato di Sidang Umum PBB pada Selasa (23/9/2025), saat para pemimpin dunia membahas krisis global mulai dari Gaza hingga Ukraina.
Pidato Trump menjadi sorotan karena kebijakan luar negeri "America First" menimbulkan pertanyaan, apakah Amerika Serikat masih siap memainkan peran kepemimpinan dalam urusan global.
Sejak kembali menjabat pada Januari lalu, Trump mengguncang kebijakan luar negeri AS dengan memangkas bantuan internasional, mengenakan tarif pada sekutu maupun rival, serta menjalin hubungan hangat, meski penuh gejolak dengan Rusia.
Baca juga: Momen Istri Charlie Kirk Peluk Trump di Upacara Penghormatan Terakhir Sang Suami
Di sisi lain, Trump berupaya terlibat dalam penyelesaian konflik dunia, meski hasilnya masih terbatas.
Gedung Putih sementara belum memberikan arahan resmi terkait isi pidato Trump di Sidang Umum PBB, seperti yang dilansir dari Reuters pada Selasa (23/9/2025).
Menurut dokumen perencanaan yang dikutip Reuters, pemerintahan Trump berencana menyerukan pembatasan tajam terhadap hak suaka, termasuk kewajiban bagi pencari suaka untuk mengajukan perlindungan di negara pertama yang mereka masuki.
Trump menggambarkan PBB sebagai lembaga dengan “potensi besar”, tetapi menekankan badan dunia itu harus “membereskan diri”.
Ia juga mempertahankan sikap hati-hati terhadap multilateralisme, sebagaimana ditunjukkan pada masa jabatan pertamanya (2017-2021).
Baca juga: Kenapa Trump Ngotot Ingin Rebut Pangkalan Udara Bagram di Afghanistan?
Sekitar 150 kepala negara dan pemerintahan diperkirakan berpidato di Majelis Umum pekan ini.
Trump dijadwalkan menjadi pembicara kedua setelah sesi dibuka pada pukul 09.00 pagi waktu New York.
Pada kesempatan itu, Trump dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres akan bertemu secara resmi untuk pertama kalinya sejak pria 79 tahun ini kembali ke Gedung Putih.
Trump juga dijadwalkan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Argentina Javier Milei serta pertemuan multilateral bersama pemimpin dari Qatar, Arab Saudi, Indonesia, Turki, Pakistan, Mesir, Uni Emirat Arab, dan Yordania.
Sidang Umum PBB tahun ini berlangsung di tengah perang Israel-Hamas yang hampir berlangsung dua tahun sejak serangan 7 Oktober 2023.
Baca juga: China Dukung Taliban Tolak Rencana Trump Rebut Pangkalan Bagram di Afghanistan
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dijadwalkan berpidato pada Jumat (26/9/2025) mendatang.
Puluhan pemimpin dunia sebelumnya menyuarakan dukungan untuk pengakuan Palestina sebagai negara, sebuah langkah diplomatik bersejarah yang mendapat penentangan keras dari Israel dan sekutu dekatnya, Amerika Serikat.
Pemerintah Israel, yang kini dipimpin kabinet sayap kanan garis keras dalam sejarahnya, menegaskan tidak akan menerima berdirinya negara Palestina.
Serangan Israel ke Gaza telah menewaskan lebih dari 65.000 orang, sebagian besar warga sipil, menurut otoritas kesehatan setempat yang diakui PBB.
Selain isu Palestina, Majelis Umum juga akan diwarnai pidato Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov.
Trump telah dijadwalkan bertemu Zelensky pada Selasa di sela-sela forum PBB tersebut.
Baca juga: Taliban Tolak Permintaan Trump, Ogah Serahkan Pangkalan Bagram di Afghanistan
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini