ARIZONA, KOMPAS.com – Momen haru terjadi saat upacara penghormatan terakhir mendiang aktivis konservatif Charlie Kirk di Stadion State Farm, Kota Glendale, Negara Bagian Arizona, Minggu (21/9/2025).
Erika Kirk, istri Charlie Kirk, memeluk Presiden Amerika Serikat Donald Trump di atas panggung di hadapan ribuan hadirin.
“Bisakah Erika naik lagi ke panggung?” tanya Trump setelah berpidato, yang disusul dengan kedatangan wanita berusia 36 tahun tersebut.
Baca juga: Istri Charlie Kirk Maafkan Pembunuh Suaminya, Tak Tuntut Hukuman Mati
Erika kemudian menutup mata, menundukkan kepala, lalu mengangkat tangan dengan memberikan tanda cinta dalam bahasa isyarat Amerika.
Suasana stadion hening sejenak sebelum riuh tepuk tangan kembali pecah.
“Semoga Tuhan memberkati Amerika Serikat. Terima kasih banyak, dan semoga Tuhan menyertai kalian,” ujar Trump menutup pidatonya, diiringi lantunan lagu God Bless America yang berkumandang di arena.
??????????AGORA: Em um momento emocionante, o presidente Trump chamou Erika Kirk ao palco, deu-lhe um abraço ENORME e a confortou.
Em seguida, apontou para o céu, gesticulando para Charlie. Este é o presidente que a mídia nunca quer mostrar, que a ESQUERDA ODEIA. pic.twitter.com/8KVa4jZSAH
— Conservatism And Elegance ???????? (@ThayzzySmith) September 21, 2025
Sebelum momen pelukan tersebut, Erika menyampaikan pidato penuh emosi. Ia mengenang Charlie yang ditembak mati pada 10 September saat berdebat di sebuah universitas di Utah.
“Suami saya, Charlie, ingin menyelamatkan anak muda, bahkan yang telah mengakhiri hidupnya. Saya memaafkan dia karena itulah yang Kristus lakukan. Jawaban untuk kebencian bukanlah kebencian,” kata Erika dengan suara bergetar.
Erika, yang kini ditunjuk menjadi CEO baru organisasi Turning Point USA, menegaskan, akan melanjutkan perjuangan suaminya di ranah aktivisme konservatif.
Trump, yang menjadi pembicara utama dalam acara berdurasi lima jam itu, berulang kali memuji Charlie Kirk sebagai figur besar konservatisme Amerika.
Baca juga: Chat Tyler Robinson ke Pasangan Ungkap Alasan Penembakan Charlie Kirk
“Dia kini menjadi martir bagi kebebasan Amerika. Saya tahu saya berbicara untuk semua orang di sini ketika saya mengatakan tidak seorang pun akan melupakan Charlie. Dan kini, sejarah juga tidak akan melupakannya,” tegas Trump.
Namun, Trump juga sempat menambahkan perbedaan pandangannya dengan Charlie.
“Dia tidak membenci lawannya, dia ingin yang terbaik untuk mereka. Di situlah saya berbeda dengan Charlie. Saya benci lawan saya dan saya tidak ingin yang terbaik bagi mereka. Maaf, Erika,” ucap Trump, yang disambut tawa sebagian hadirin.
Acara memorial ini dihadiri hampir 100.000 orang, di mana banyak di antaranya mengenakan topi bertuliskan “Make America Great Again” serta atribut bernuansa merah, putih, dan biru.
Atmosfer stadion digambarkan mirip gabungan antara kebaktian besar dan rapat umum politik, lengkap dengan musik dari band Kristen serta doa bersama.
Sejumlah pejabat pemerintahan Trump, termasuk Wakil Presiden JD Vance dan Menteri Luar Negeri Marco Rubio, juga memberi penghormatan.
Vance menegaskan, “Kami tidak akan berada di sini tanpa dia (Charlie). Kami yang akan melanjutkannya dari sini.”
Baca juga: Politisi AS Chalie Kirk Ditembak Mati, Pemimpin Dunia: Ancaman Demokrasi
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini